Puasa Daud


Puasa Daud adalah salah satu puasa sunnah yang dilakukan dengan menyelang satu hari, misalkan hari puasa besoknya tidak puasa, dan lusa puasa, dan seterusnya. Nabi Sallallahu 'alaihi wa Sallam memerintahkan melakukan puasa Daud kepada umatnya yang ingin melakukan puasa dahr (sepanjang masa), sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amru bin Ash Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah Sallallahu 'Alaihi wa Sallam dikabarkan bahwa aku pernah berkata bahwa aku akan selalu berpuasa pada siang hari dan salat malam sepanjang hidupku. Kemudian Rasulullah Sallallahu 'Alaihi wa Sallam bertanya: "Betulkah engkau pernah berkata demikian? Aku menjawab: Betul, aku pernah mengatakannya, wahai Rasulullah. Rasulullah Sallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: Sungguh engkau tidak akan mampu melakukannya. Oleh karena itu berpuasalah dan juga berbukalah. Tidurlah dan bangun malamlah. Berpuasalah tiga hari dalam setiap bulan. Sebab, satu kebajikan itu nilainya sama dengan sepuluh kebajikan. Dan yang demikian itu (puasa tiga hari dalam tiap bulan) nilainya sama dengan puasa satu tahun. Lalu aku berkata kepada Rasulullah Sallallahu 'Alaihi wa Sallam: Tetapi aku mampu berbuat lebih dari itu. Beliau bersabda: "Berpuasalah sehari dan tidak puasa dua hari. Aku katakan kepada beliau: Tetapi aku mampu berbuat lebih dari itu. Rasulullah Sallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: Jika begitu, berpuasalah sehari dan berbukalah sehari, itu adalah puasa nabi Daud 'alaihi as Salam, dan itulah puasa yang utama. Kemudian aku berkata: Sungguh aku mampu berbuat lebih dari itu. Rasulullah Sallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: Tidak ada yang lebih utama dari itu. (Shahih Muslim)

Sebagaimana hadits diatas, puasa daud dianjurkan bagi orang-orang tertentu, yang mampu dan masih haus ibadah. Misalnya dia setelah biasa puasa Senin-Kamis, tiga hari 'ayyamul bidh' (13, 14, dan 15 setiap bulan hijriyah), ternyata masih kuat lebih dari itu, maka ia diperbolehkan puasa daud.


Imam Bukhari juga meriwayatkan sebuah hadits tentang puasa daud ini yang artinya, "...puasalah sebaik-baik puasa, yaitu puasanya Daud! Dia berpuasa sehari dan berbuka sehari...". Imam Muslim dalam kitabnya juga meriwayatkan sebuah Hadis yang artinya, "Puasa yang paling disukai Allah adalah puasanya Daud 'Alaihi as Salam : ia berpuasa sehari dan berbuka sehari. Dan salat yang paling disukai Allah adalah salatnya daud; ia tidur separoh malam, beribadah sepertiga malam, dan tidur lagi seperenamnya."

Kemudian, sampai berapa hari batasan bisa dikatakan puasa nabi daud? Apa seminggukah atau sebulan???

Puasa daud dilaksanakan bagi orang yang benar-benar ingin lebih mendekatkan lagi kepada Allah Subhanallahu wa Ta'ala, karena sebelum ia sudah melaksanakan puasa sunnah yang lain, karena puasa daud itu sendiri adalah pasa yang disukai Allah sebagaimana hadits diatas. Tidak ada batasan dalam puasa daud, jika kita memang berniat melakukan puasa daud, maka berniatlah dengan sungguh-sungguh, istiqomah, tidak seminggu atau sebulan, akan tetapi setengah masa, satu hari puasa dan satu hari tidak puasa. Karena Rasulullah Sallallahu 'Alaihi wa Sallam memerintahkan kepada kita untuk senantiasa berlaku istiqomah dalam menjalankan ibadah, baik wajib maupun sunnah, sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Abu ‘Amr atau Abu ‘Amrah Sufyan bin Abdillah rodhiallohu ‘anhu, aku berkata kepada Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa Sallam : wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam ajarkanlah kepadaku dalam (agama) islam ini ucapan (yang mencakup semua perkara islam sehingga) aku tidak (perlu lagi) bertanya tentang hal itu kepada orang lain selain engkau, (maka) Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “ucapkanlah: “aku beriman kepada Allah”, kemudian beristiqomahlah dalam ucapan itu” (HR. Muslim)

Terus, Bagaimana kalau kita lalai dalam melaksanakanya?

Seorang hamba tidak mungkin dapat terus-menerus sempurna dalam istiqomah, pastilah akan mengalami kelalaian, karena manusia tidak akan luput dari kesalahan dan kelalaian yang menyebabkan berkurangnya nilai keistiqomahannya. Oleh karena itu Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan jalan keluar bagi hamba-Nya yang bertakwa untuk mengatasi keadaan ini dan memperbaiki kekurangan tersebut, yaitu dengan beristigfar, meminta ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari semua dosa dan kesalahan, Allah berfirman:

“Maka beristiqomahlah (tetaplah) pada jalan yang lurus menuju kepada Allah dan mohonlah ampun kepada-Nya” (QS. Fushshilat: 6),

Istigfar di sini mengandung pengertian bertaubat dan kembali kepada keistiqamahan. Dan ayat ini satu makna dengan sabda Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa Sallam kepada Mu’adz bin Jabal Radiyallahu 'anhu : “Bertakwalah kepada Alloh di mana pun kamu berada, ikutilah perbuatan yang buruk dengan perbuatan baik, maka perbuatan baik itu akan menghapuskan (dosa) perbuatan buruk tersebut, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik” (HR Imam Ahmad dan At Tirmidzi)

Namun, jika dalam melaksanakannya terus mengalami kelalaian, maka alangkah baiknya melakukan puasa sunnah yang lain yang lebih mudah, seperti puasa Senin Kamis atau puasa Ayyam al Bidh, sebagaimana hadits yang telah disebutkan diatas. Wallahu a'lam



Bahan Rujukan:

1. Fathul Bari, Syarh Shahih Bukari, Ibnu Hajar 'Askolani

2. Syarh Shahih Muslim, Imam Nawawi

Suara Wanita, Aurat?


Masalah suara wanita sudah banyak diperbincangkan oleh kalangan ulama, apakah itu aurat atau tidak? Masalah ini masuk kepada masalah kepribadian wanita itu sendiri, sebagaimana wanita sangat dihormati, sehingga segala sesuatu yang dilakukukannya sangat diperhatikan dibanding laki-laki.
Secara hakikat, islam mengharamkan segala perbuatan yang mengundang kepada fitnah, begitu juga dengan masalah yang akan kita bahas ini. Masalah suara wanita dalam al Quran diqiyaskan dengan suara gelang kaki wanita ketika dibunyikan dan sengaja ingin diperdengarkan oleh para kaum adam, sebagaimana Allah berfirman;
وَلا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ
"Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan".

Ayat diatas menjelaskan tentang perhiasan wanita yang ada di pergelangan kaki. Allah Subhanallahu wa Ta'ala melarang bagi para wanita yang memakai dan sengaja membunyikan untuk diperdengarkan kaum adam yang dilewatinya. Begitu juga dengan suara wanita, jika sengaja dibuat-buat keras agar para kaum adam tergoda, maka itu tidak boleh dilakukan.

Ulama Syafii mengatakan bahwa suara wanita bukan aurat, karena wanita punya hak dalam bersuara keras, seperti para wanita yang melakukan jual-beli dan bersyahadat, berdakwah, dan segala hal yang mengharuskan ia bersuara keras agar bisa didengar banyak orang. Hal ini tidak bisa dilakukan kecuali dengan suara yang lantang. Al Alusi mengatakan dalam kitabnya, Ruh al Ma'ani sebagaimana pendapat ulama Syafi`i; bahwa suara wanita bukanlah aurat, hanya saja, suara yang keras dikhawatirkan akan menimbulkan fitnah. Maka, jika kiranya aman dari fitnah maka suara wanita tidak aurat.

Terus, ada ga sih batasan suara wanita?
Sebagaimana yang sudah dijelaskan diatas, bahwa wanita boleh bersuara keras, tidak ada batasan, tapi seperlunya aja, dan tidak ada maksud untuk diperdengarkan kaum adam yang membuatnya timbul hawa nafsu. Adapun kaitannya dengan laki-lakinya yang terasa tergoda atau tidak, itu hanya Allah yang Maha Tahu, yang terpenting para wanita berusaha untuk menjaga suaranya ketika berbicara keras agar tidak timbul fitnah dan tidak mengundang syahwat lawan jenisnya. Wallahu a'lam.


Bahan Rujukan:
1. Tafsir Ayat al Ahkam, Prof Dr Muhammad Ali as Sayas
2. Tafsir Ayat al Ahkam, Syaikh Muhammad Ali as Shobuni

Misteri 11 Februari




Presiden Mesir Hosni Mubarak akhirnya mengundurkan diri setelah 17 hari berturut-turut di demonstrasi rakyatnya sendiri. Demonstrasi tersebut terjadi diberbagai daerah di Mesir, diantaranya Lapangan Tahrir, Mansoura, Alexandria, dan Qosr ar Riyasi. Mubarak mundur pada 11 Februari 2011.


"Mubarak memilih tanggal yang tepat untuk mundur," demikian ulasan Guardian, Jumat.


Apa yang terjadi pada 11 Februari di tahun-tahun yang lalu? 11 Februari rupa-rupanya tanggal yang cukup penting bagi politik sejumlah negara.





Menurut catatan, pada 11 Februari 32 tahun lalu di Iran terjadi revolusi yang juga menggeser Shah Iran dari kursinya. Revolusi Iran menaikkan pemimpin spiritual Ayatollah Khomeini ke kursi pimpinan negara persia tersebut.





Pada tanggal serupa, 21 tahun lalu di Afrika Selatan, pemerintahan apartheid membebaskan tokoh antiapartheid, Nelson Mandela setelah puluhan tahun dipenjara. Bebasnya Mandela memicu serangkaian kejadian di Afsel yang menyatukan dua ras yang tadinya bermusuhan.









Di tanggal ini juga, Raja terakhir Mesir, Farouk, lahir pada 1920. Farouk lahir ketika Mesir berada di bawah protektorat Inggris. Ia sempat berkuasa beberapa tahun sebelum akhirnya pada 1952, sekelompok perwira militer mengadakan kudeta yang dikenal sebagai Revolusi 1952. Farouk disingkirkan, dan mulailah era militer berkuasa di Mesir. Salah satu perwira itu adalah Gamal Abdul Nasser, calon presiden Mesir yang terkenal.

Category: 0 comments

Kronologi Pengunduran Diri Hosni Mubarok


Rakyat Mesir larut dalam kegembiraan di Lapangan Tahrir, mobil–mobil bersuara dimana-mana. Revolusi Mesir sedang berangsung. Tak sia-sia Syabab Misyr memperjuangkan aspirasinya selama 17 hari. Berikut kronologi menjelang runtuhnya rezim Hosni Mubarak yang telah berkuasa 30 tahun:

14 Januari
- Presiden Tunisia Zine al-Abidine Ben Ali lari ke Arab Saudi menyusul bentrokan antara demonstran dan aparat selama berhari-hari yang menewaskan puluhan orang.

25 Januari
-Terinspirasi kejatuhan Presiden Ben Ali di Tunisia, ribuan rakyat Mesir menuntut diakhirinya kekuasaan Presiden Mubarak. Terjadi bentrokan demonstran dengan polisi.

26 Januari
-Polisi bentrok dengan ribuan demonstran yang melanggar larangan demonstrasi

27 Januari
-Mohamad ElBaradei, mantan ketua Badan Energi Atom Internasional yang juga dikenal pengritik Mubarak, tiba di Kairo untuk bergabung dengan demonstran

28 Januari
-Sekurangnya 24 orang tewas dalam bentrokan di seluruh Mesir. Mubarak memperpanjang jam malam ke seluruh kota di Mesir
-Mubarak memerintahkan tentara dan tank turun ke jalan untuk menghadang demonstran. Namun, demonstran malah menyambut tentara yang dianggap netral, tidak seperti polisi yang dikerahkan sebelumnya.

29 Januari
-Mubarak menyatakan merombak kabinet dan menolak mundur. Protes kembali membanjiri Lapangan Tahrir usai pernyataan Mubarak.
-Mubarak menunjuk kepada badan intelijen Omar Suleiman sebagai wapres.
-Ribuan demonstran turun ke jalan saat jam malam dimulai. Warga berjaga-jaga terhadap penjarahan.

31 Januari
-Militer mengatakan tak akan menggunakan kekerasan terhadap demonstran. Militer mengatakan kebebasan berekspresi dengan damai dijamin bagi semua warga negara
-Mubarak melantik cabinet baru. Suleiman mengatakan memintanya memulai dialog dengan semua kekuatan politik.
-Ribuan demonstran berkumpul dengan sendirinya di Lapangan Tahrir saat jam malam, menunut Mubarak mundur.

1 Februari
-Mubarak di televisi mengatakan tak akan turun dari jabatan, dan baru akan turun jika masa jabatan berakhir pada September. Ia juga menawarkan konsesi.
-sekitar sejuta rakyat berdemo di seluruh negeri meminta Mubarak mundur secepatnya.

2 Februari
-Militer meminta demonstran untuk meninggalkan jalanan dan jam malam dilonggarkan.
-Pecah bentrokan antara kelompok pendukung Mubarak dan massa demonstran di Lapangan Tahrir, namun militer diam saja.
-Mubarak menolak permintaan AS dan Eropa agar transisi politik dilakukan segera.

3 Februari
-Sejumlah tembakan dilepaskan kepada demonstran di Kairo, sekitar 10 tewas. PBB memperkirakan 300 telah tewas sepanjang gelombang demonstrasi.

4 Februari
-Ribuan berkumpul di Lapangan Tahrir untuk mendesak diakhirinya rezim Mubarak. Aksi ini dinamai ‘Hari Keberangkatan’.

5 Februari
-Anak Mubarak, Gamal, mundur sebagai pimpinan partai berkuasa Mesir.

6 Februari
-Kelompok oposisi, termasuk Ikhwanul Muslimin, melakukan pertemuan dengan Wapres Suleiman. Oposisi mengatakan tuntutan utama mereka tak dipenuhi, yakni Mubarak mundur. Kedua pihak sepakat untuk terus melakukan pertemuan dan sebuah komite dibentuk untuk mengkaji konstitusi.
-Bank kembali dibuka usai ditutup selama sepekan
-Ribuan berkumpul di Lapangan Tahrir untuk berdoa bagi para martir

7 Februari
-Kantor berita MENA melaporkan Mubarak membentuk dua komite untuk mengkaji amandemen konstitusi
-Pemimpin oposisi mengatakan pembicaraan dengan pemerintah tak ada kemajuan

8 Februari
-Rakyat Mesir menggelar demonstrasi terbesar
-Wapres Suleiman mengatakan pihaknya punya jadwal untuk transfer kekuasaan secara damai. Ia menjanjikan tak ada tindak represi terhadap demonstran. Ia memperingatkan militer akan melakukan kudeta jika demonstrasi tak juga diakhiri.

9 Februari
-Empat tewas dalam bentrokan antara aparat dan 3000 demonstran di Provinsi New Valley, selatan Kairo

10 Februari
-Militer membuat pernyataan yang mengindikasikan akan melakukan kudeta dan menyingkirkan Mubarak
-Mubarak diprediksi akan menyatakan mundur hari itu juga
-Mubarak menyampaikan pidato yang menegaskan tetap bertahan dan mendelegasikan kekuasaan eksekutif kepada Suleiman.
-Demonstran marah dan meningkatkan tekanan terhadap Mubarak. Aksi demonstrasi meningkat.
-Militer menyatakan mendukung rencana Mubarak

11 Februari
-Mubarak mundur dan menyerahkan wewenang kepada militer
-Suleiman mengatakan Dewan Militer akan memegang kendali atas Mesir
-Rakyat Mesir larut dalam kegembiraan
Category:

Evakuasi Masisir ???


Suasana Mesir jika dilihat sekarang dengan mata telanjang, mungkin bisa dikatakan mulai membaik. Penutupan jalan sudah dibuka dijalan-jalan raya, warga sudah tidak lagi menjaga pos-pos keamanan yang mereka buat sendiri, toko-toko sudah mulai buka, begitu pula dengan bank-bank. Bahkan bagi yang mendapatkan beasiswa al-Azhar, sudah bisa diambil. Namun, jika melihat ke berbagai titik demonstrasi, masih ada ribuan warga mesir berkumpul melanjutkan demonstrasinya, seperti yang terjadi di Lapangan Tahrir. Mereka tetap bertahan di tempat, tetap menyuarakan aspirasi mereka, tetap menyatakan agar Hosni Mubarak melepaskan jabatannya yang sudah ia jabat selama tiga puluh tahun. Bertahannya mereka di sana, diketahui bahwa mereka akan mengadakan demonstrasi besar-besaran pada jumat depan nanti tanggal 11 Februari, dan akan menuju istana presiden jika Hosni tetap tidak mau melepaskan jabatannya.

Beberapa negara lain yang warga negaranya berada di Mesir, memilih untuk evakuasi demi keselamatan warga negaranya, diantara adalah; Yaman, Nigeria, Thailand, dan Malaisya. Dengan evakuasinya berbagai negara, SBY pun tak mau warga negaranya (masisir) mengalami kesulitan, sebagaimana yang dikhawatirkan oleh negara lain. Maka, Pemerintah Pusat yang ditangani oleh Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dengan bantuan KBRI dan Kekeluargaan melakukan evakuasi masisir yang kini sudah berjalan sejak tanggal 1 Februari. Selain itu, Pemerintah juga berjanji akan mengembalikan masisir lagi ke mesir setelah keadaannya sudah aman. Rencananya, proses evakuasi akan tetap berlanjut hingga mencapai kuantitas masisir yang ingin di evakuasi.

Banyak dari kalangan masisir yang ingin dievakuasi, terutama mereka yang merasakan tidak amannya lagi negri kinanah ini, baik itu dari mahasiswa, para TKW, maupun pejabat KBRI itu sendiri. Bahkan, sebagian besar masisir banyak mengalami tindakan kekerasan dari warga mesir maupun polisi, baik itu fisik maupun mental. Selain itu pula, banyak dari masisir sudah kehabisan bekal makanannya dirumah, dan sisa uang mereka yang semakin hari semakin menipis, sehingga evakuasi-lah harapan yang terakhir untuk mereka. Ditambah lagi dengan orang tua mereka yang berada di Indonesia yang sangat mencemaskan mereka. Disisi lain itu pula, Detik.com mengabarkan bahwa sebagian mahasiswa Indonesia melakukan demonstrasi di bundaran HI, menuntut Hosni Mubarok yang merupakan antek Amerika agar segera turun dari jabatannya. Hal ini malah bertambah memperburuk keadaan bagi masisir yang masih berada di Mesir.











Namun, ada sebagian mahasiswa yang merasakan bahwa di mesir ini sudah aman kembali dan mereka tidak ingin dievakuasi. Mereka itulah yang tidak merasakan tindakan kekerasan baik fisik maupun mental yang dilakukan oleh warga mesir maupun polisi, atau mereka merasakannya tetapi enggan dievakuasi. Penyebabnya adalah kekhawatirannya dengan keputusan Universitas Al-Azhar yang tidak libur meski krisis berlangsung, dimana dikatakan bahwa universitas ini akan masuk pada hari Sabtu, 12 Februari. Mereka khawatir jika pemerintah mengembalikan mereka ke mesir lagi -jika sudah aman- ketika ujian akhir semester berlangsung, atau bahkan setelah ujian berlangsung. Pastinya mereka akan rosib alias tidak naik tingkat atau atau tidak lulus bagi mereka yang tingkat empat. Dan sudah menjadi rahasia umum bahwa Al-Azhar tidak mengenal yang namanya rukhshoh atau keringanan bagi mahasiswanya. Mungkin ini yang menjadi penghambat mahasiswa yang mengurungkan niatnya untuk pulang. Hal ini dikecualikan bagi mereka yang sudah berniat akan kembali dengan biaya sendiri jika pemerintah mengembalikan mereka ketika ujian akhir semester berlangsung. Ada juga mereka yang mengurungkan evakuasi karena visa mereka yang sebentar lagi akan habis. Mereka yang sudah melakukan evakuasi yang visanya akan habis di tengah masa evakuasinya di Indonesia, mungkin akan kesulitan nantinya ketika akan kembali lagi ke mesir.

Sebagian masisir yang lain ada pula yang merasakan bahwa mesir ini aman, akan tetapi orang tuanya sangat mengkhawatirkan keberadaan anaknya di mesir, maka mereka pun memilih untuk dievakuasi. Ada pula sebagian yang lain yang merasakan bahwa mesir ini aman, namun karena adanya proses evakuasi dari pihak pemerintah, mereka memanfaatkannya sebagai fasilitas untuk pulang guna bertemu orang tuanya, atau bahkan hanya untuk sekedar pulang karena ada pesawat gratis. Beruntunglah bagi mereka yang sudah menyelesaikan study S1-nya yang tidak kunjung pulang karena tidak adanya biaya sendiri untuk pulang, sehingga dengan adanya proses evakuasi ini mereka bisa pulang. Dan ada sebagian masisir yang lain juga yang berpendapat bahwa mereka merasakan bahwa mesir ini tidak aman akan tetapi mereka tidak ingin pulang. Entah apa yang menjadikan mereka berpendapat seperti ini. Bisa jadi mereka tidak mau pulang dikarenakan belum siap berdakwah kepada masyarakat. Setiap orang mempunyai pendapatnya masing-masing, mana yang lebih ia prioritaskan maka itulah yang ia ambil. Wallahu a'lam.

Category: 0 comments

Mu'jam al 'Ain

Bahasa arab merupakan salah satu harta kekayaan kaum arab yang tak akan pernah lenyap. Dari bahasa inilah sumber ilmu-ilmu islam ditemukan, bahkan dengan bahasa ini Allah mematenkan menjadi bahasa syurga di akhirat kelak. Dengan bahasa ini pula sumber ajaran islam dituliskan, yaitu al Quran dan sunnahnya.

Masa jahili adalah masa-masa dimana bahasa arab menjadi bahasa sehari-hari hingga masa Nabi Muhammad Sallallahu 'Alaihi wa Sallam beserta sahabatnya. Namun, seiring berjalannya waktu, ajaran islam tersebar keseluruh dunia dengan sumbernya al Quran dan hadits. Dengan demikian tersebar pula bahasa arab, sehingga banyak dari kalangan non-arab yang ingin mempelajarinya. Dengan lahjah yang berbeda-beda, orang-orang non-arab mempelajari bahasa arab dan dari lahjah-lahjah mereka seringkali terjadi ketidaksesuaian pengucapan kosakata bahasa arab sehingga berujung kepada kerancuan. Kerancuan ini secara alami tersebar hingga menjadi bahasa keseharian, sehingga akan mengakibatkan kekeliruan makna pada generasi selanjutnya. Dengan bercampurnya kaum arab dengan non arab, kosakata bahasa arab semakin banyak yang tidak jelas maknanya.

Melihat keadaan seperti ini, para ahli lughah tergerak untuk mengumpulkan kosakata bahasa arab yang murni (fushah) dengan berbagai upaya, seperti mereka yang pergi ke daerah badui dimana bahasa arab mereka masih selamat dari kerancuan, kemudian mereka menulisnya dan mereka menamakan hasil tulisannya dengan nama Mu'jam. Diantara orang-orang tersebut ialah Khalil bin Ahmad, al Ashma'i, an Nadhor bin Syumail, Abu Zaid al Al Anshori, dan ahli lughah lainnya.

Diantara mu'jam-mu'jam karya ulama lughah, mu'jam al 'Ain adalah mu'jam yang pertama kali dibuat yang disusun oleh al Khalil bin Ahmad. Dan kali ini penulis ingin meresensi mujam tersebut. Berikut resensi tentang mu'jam al 'Ain dengan biografi singkat penyusunnya.

Penyusun

Nama lengkap beliau adalah Abu Abdur-Rahman al Khalil bin Ahmad bin Amru bin Tamim al Farahidi. Beliau biasa dipanggil al Khalil bin Ahmad, lahir pada tahun 100 H. Beliau tumbuh besar di Bashrah, dari kecil sudah terlihat kecerdasannya, beliau juga mempunyai kecerdasan dalam berirama, sehingga bisa menemukan ilmu 'Arudh. Beliau juga mengetahui permasalahan ilmu nahwu. Khalil menuntut ilmu di Basrah, menetap disana hingga ia menjadi ulama di daerahnya. Beliau wafat pada tahun 175 H. Diantara guru beliau adalah Abu Amru bin al A'la, Abu al Baida ar Riyahi, Abu Khairah Nahsyal, dan Isa bin Umar. Beliau juga mempunyai murid-muridnya, diantara ialah; al Ashma'i, an Nadhor bin Syumail, dan Abu Zaid. Dikatakan pula bahwa Sibawaih adalah perawi ilmu Khalil.

Dari proses perjalanan panjang menuntut ilmu, Khalil bin Ahmad telah menyusun beberapa kitab, diantaranya adalah; Kitab al 'Ain, Kitab al Iqo' wa an Naghom, Kitab al Jamal, Kitab al 'Arudh, Kitab Syawahid, Kitab an Nuqoth wa as Syakl, dan kitab Ma'ani al Huruf. Dari semua kitab yang beliau susun, menunjukan bahwa beliau mempunyai pengetahuan yang sangat luas dan memiliki derajat keilmuan yang tinggi, sehingga ia di jadikan imam basrah.

Perbedaan Pendapat tentang Kitab Mu'jam al 'Ain

Karya Khalil yang satu ini banyak diperdebatkan oleh kalangan ulama lughah tentang kevalidannya dalam penyusunan mu'jamnya, diantara pendapat-pendapat mereka adalah:

1. Sebagian ulama berpendapat bahwa Khalil tidak menyusun mu'jam ini, bahkan tidak hubungannya mu'jam ini dengan Khalil

2. Sebagian ulama lain berpendapat bahwa Khalil tidak menulis naskah mu'jam ini, akan tetapi hanya pelopor pikirnya saja

3. Sebagai ulama lain lagi berpendapat bahwa Khalil tidak menyusun sendiri kitab mu'jam al 'Ain ini, akan tetapi penyusunannya dibantu oleh kerabatnya.

4. Dan ulama lain lagi berpendapat bahwa Khalil menyusun mu'jam ini, akan tetapi tidak secara menyeluruh.

Semua pendapat ulama diatas terungkap berdasarkan pernyataan dari semua murid-muridnya Khalil, bahwasannya mereka semua mengetahui bahwa Khalil adalah Imam Madrasah Bashrah pada waktu itu, akan tetapi mereka tidak mengetahui karya beliau ini kecuali setelah kepergiannya, itupun melalui muridnya yang bernama al Laits al Mudzaffar.

Khalil membuat karya ini bertujuan untuk mengumpul semua kosakata bahasa Arab berikut dengan ketepatan dalam mengucapkannya dengan sempurna, agar tidak menyimpang dari tatabahasa arab, serta menertibkannya secara detail dengan manhaj yang beliau ciptakan sendiri.

Diantara manhaj-manhaj beliau yang digunakan dalam menyusun kitab mu'jam ini ialah;

1. Dalam menyusun mu'jam ini, Khalil menggunakan manhaj baru dalam penyusunan kosakata bahasa, dimana beliau menertibkan kosakata berdasarkan makhorij al Huruf, dimulai dengan huruf yang paling jauh makhrojnya, yaitu huruf ع kemudian huruf setelahnya. Jika diurutkan, maka urutan hurufnya seperti ini;

ع ح هـ خ غ – ق ك – ج ش ض – ص س ز – ط د ت – ظ ث ذ – ر ل ن – ف ب م – و ا ي همزة

2. Beliau mengumpulkan semua kosakata bahasa berdasarkan huruf aslinya, seperti me-mujarrod-kan huruf asli yang bertambah huruf dan mengembalikan yang maqlub kepada huruf aslinya. Dan pengurutan kosakata ini sesuai dengan jumlah huruf yang ada, diantara pengumpulan huruf tsunai, tulatsi shahih, tsulatsi mu'tal, lafif, ruba'I, dan khumasi.

3. Pengumpulan kosakata bersandarkan pada aturan at Taqlibat (pembolak-balikan huruf) yang beliau ciptakan sendiri, seperti kata ع ق ش)) maka taqlibatnya ialah; (ع ق ش – ع ش ق – ق ع ش – ق ش ع – ش ق ع – ش ع ق)

4. Khalil membedakan antara kosakata arab dengan kosakata muarrob (kata serapan yang diarabkan) dalam bentuk ruba'i dan khumasi

5. Perhatian Khalil terhadap sebagian lahjah arab dan menisbahkannya kepada pengucapnya.

6. Perhatian Khalil terhadap permasalahan al Qolb, al Ibdal, al Itba', dan al Idhdad, serta menyebutkan tokoh-tokoh lughawi dan nama-nama kabilah serta nama tempat.

7. Perhatian Khalil terhadap kosakata dari makna-makna Jahiliyah, bahkan juga terhadap makna-makna islami

8. Disebutkan pula dalam kitabnya kosakata yang digunakan oleh sebagian kabilah

9. Penggunaan dhobth al Lughah yang bermacam-macam

10. Menjelaskan kosakata yang tidak jelas dengan contoh-contoh yang ada di dalam al Quran, hadits, serta syiir arab.

Setiap mu'jam memiliki kelebihan dan kelemahan, begitu pula dengan mu'jam al 'Ain ini, diantara kelebihannya ialah;

1. Mu'jam al 'Ain adalah mu'jam yang pertama kali disusun dan dengan manhaj yang baru dengan tertib dan teratur.

2. Disusun dengan adanya taqlibat dan pengurutan dengan urutan makhorij al-Huruf, serta mengumpulkan huruf berdasarkan huruf aslinya.

3. Khalil membedakan antara kosakata yang sering dipakai dan yang tidak sering dipakai

4. Khalil membedakan antara kosakata arab dengan kosakata muarrob

5. Khalil mengumpulkan pembahasan tentang shoutiyah, ilmu dalaliyah, dan usul huruf dalam satu makna.

Walaupun penyusun sudah berpengalaman dalam menyusun sebuah kitab, akan tetapi adapula kelemahannya. Begitu pula dengan mu'jam ini yang mempunyai kelemahan, diantara kelemahannya adalah;

1. Sulitnya pembahasan dalam mu'jam ini dan sulit pula dalam mengetahui makna dari sebagian kosakatanya. Penyebabnya adalah manhaj yang yang diciptakan Khalil, yaitu manhaj shoutiyah, dimana beliau mengurutkan huruf berdasarkan makhorij al Huruf, dan aturan taqlibat, serta bentuk pada sebagian kosakata yang tercampur.

2. Banyak kosakata yang keliru dan menyimpang

3. Adanya kesalahan sharf dan usul lughah di dalam mu'jam

4. Khalil mengutip sebagian kosakata dari ulama mutaakhir

5. Pemberian contoh berupa syiir modern yang tidak sesuai dengan kosakatanya

6. Tidak adanya nisbah pada sebagian contoh syiir kepada pengucapnya

7. Tidak diperdulikannya sebagian bentuk kata yang sering digunakan dalam pengucapan bahasa

Tersusunnya mu'jam al 'Ain ini menjadikan banyak dari kalangan ulama lughah ingin mengkajinya. Hasilnya, ada sebagian ulama yang memberikan tambahan dari kekurangannya serta mentashihnya, ada yang mengkritikisinya, adapula ulama yang membenarkan menyalahkan kritikan yang diungkapkan oleh ulama yang mengkritiknya, bahkan adapula yang mengikuti manhaj mu'jam ini. Diantara kitab-kitabnya mereka ialah sebagai berikut;

1. Kitab-kitab melengkapi kekurangannya;

a. Fait al 'Ain karya al Khalil bin Ahmad

b. Al Istidrok 'ala al 'Ain karya as Sudusi dan al Jahdhomi

c. Al Jami fi al Lughah karya Abu Abdullah Muhammad bin Abdullah al Karomani (329 H)

d. Fait al 'Ain karya Abu Amru Muhammad bin Abdul Wahid az Zahid al Muththariz (345 H)

e. At Takmilah karya Abu Hamid Ahmad bin Muhammad al Basyti al Khoriji (348 H)

2. Kitab-kitab yang mengritik mu'jam al 'Ain;

a. Ar Rod ala' al Khalil wa Ishlah ma fi Kitab al 'Ain min al Golath wa al Mahal karya Abu Thalib al Mufadhol bin Salamah al Kufi (308 H)

b. Ar Rod ala' al Laits karya Abu Mansur Muhammad bin Ahmad al Azhari (370 H)

c. Istidrak al Golath al Waqi fi Kitab al 'Ain karya Abu Bakar az Zubaidi al Andalusi (379 H)

d. Golth al 'Ain karya al Khatib al Iskafi (420 H)

3. Kitab-kitab yang menyalahi kritik ulama l'Ain;

a. At Tawassuth karya Ibnu Duraid (321 H)

b. Ar Rod ala' al Mufadhol karya Nufthuwaih (323 H) dan Ibnu Durustwaih dalam kitab sama judulnya

c. Risalah al Intishor lilkhalil fima waroda alaihi fi al 'Ain karya az Zubaidi (379 H)

4. Kitab-kitab yang mengikuti manhaj mu'jam al 'Ain

a. Mu'jam al Bari' karya al Qali (356 H)

b. Mu'jam Tahzib al Lughah karya Al Azhari (370 H)

c. Mu'jam al Muhith karya ash Shohib bin 'Ibad (385 H)

d. Mu'jam al Muhkam dan Al Muhith al A'dzom karya Ibnu Sidah (458 H)

Demikianlah resensi kitab Mu'jam al 'Ain karya al Khalil bin Ahmad. Semoga bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai rujukan jikalau ingin membeli mu'jam tersebut.
Category: 1 comments