Siapa yang dorong saya?


Nun jauh disana ada sebuah kisah lelucon dari seseorang yang hidup pada zaman dahulu yang menceritakan tentang seorang raja yang mempunyai ternak buaya di sebuah kolam besar dibelakang rumahnya. Ternak buaya tersebut berjumlah puluhan ekor. Mungkin buaya-buaya akan bertambah banyak karena setiap minggunya setiap pasang buaya berkembang biak di kolam tersebut. Setiap hari sang raja harus mengeluarkan kocek uang ratusan ribu untuk memberi makan para buaya-buaya yang selalu kelaparan itu.

Suatu hari dimana masa krisis melanda kerajaan, sang raja tak dapat lagi memberikan makanan kepada para buaya-buaya sebanyak apa yang biasa ia berikan. Sang raja pun bingung memikirkan ternak buayanya yang kian hari kian banyak yang mati kelaparan tak mendapatkan makanan. Tanpa sungkan, sang raja pun meminta saran kepada para penasihatnya. Para penasihat pun memberikan saran agar diadakan sayembara. Sayembara yang diikuti oleh semua kalangan masyarakat di kerajaan tersebut. Pesuruh sang raja pun mengumumkan ditengah-tengah masyarakat yang sedang lalu-lalang di sekitar kerajaan.

“Pengumuman-pengumuman, akan diadakan sayembara esok hari. Bagi siapa yang mampu menceburkan diri dan bertahan selama 1 menit ke dalam kolam buaya sang raja, maka ia akan mendapatkan 50 juta rupiah.”

Esok hari, para rakyat berkumpul di belakang rumah raja. Mereka melihat buaya-buaya yang memunculkan kepalanya dengan mulut menganga terbuka, membuat bulu kuduk mereka berdiri tegak. Semuanya bergumam tentang apa maksud dari semua ini.

“Apa maksud dari sayembara ini?” tanya salah seorang dari mereka.
“Kalau sayembaranya seperti ini, itu sama saja dengan bunuh diri,” timpal orang lain.

Menit berganti menit, tak ada satu pun dari mereka yang menceburkan dirinya ke dalam kolam tersebut. Satu jam pun terlewati, tak satupun dari mereka yang berani melakukannya juga. Akhirnya, sayembara pun di tunda hingga esok hari dengan penambahan hadiah menjadi 100 juta.

Esok harinya para rakyat berbondong-bondong mengunjungi kolam sang raja. Begitu banyak masyarakat yang mengunjungi kolam tersebut hanya untuk melihat siapa yang berani menceburkan dirinya kedalam kolam buaya yang terlihat ganas, yang lapar akan daging-daging yang ada di depan mereka. Animo masyarakat begitu besar untuk melihatnya. Jelas saja mereka antusias melihatnya, barangkali ada orang yang berani menceburkan diri barang satu menit saja dengan hadiah yang menggiyurkan, walaupun sebenarnya para buaya semakin ganas, sebab sudah seminggu ini tak ada makanan yang dilemparkan ke dalam kolam tersebut. Hal itu terlihat ketika masyarakat berdatangan, para buaya muncul dan mengitari kolam, seakan bahagia berharap ada manusia yang sudi turun untuk dijadikan santapannya.

Suasana hening memasuki area kolam tersebut. Lagi-lagi tak ada yang berani yang menceburkan dirinya kedalam kolam. Selang beberapa jam, sang pesuruh pun mengumumkan kepada masyarakat dengan menunda hingga esok hari dengan penambahan hadiah lagi menjadi 500 juta. Esok hari pun begitu, tak ada yang berani melakukan bunuh diri paksaan ditangan sang buaya ganas.

Karena tak ada satupun yang berani melakukan hal sangat tidak mungkin terjadi ini, maka sang raja pun turun tangan dengan mengumumkan penambahan hadiah sangat menggiurkan, yaitu menjadi 1 miliar. Para rakyat pun sumringah dan terheran-terheran dengan ucapan sang raja yang sangat jelas, 1 miliar. Gumam mereka pun semakin mengisi kerumunan di area tersebut.

Suasana berlanjut dengan kesunyian, ada sebagian dari mereka yang terlihat ingin mengikuti sayembara tersebut. Adapula yang bersembunyi dari kerumunan orang-orang, kareana mereka terlihat ketakutan melihat buaya-buaya yang terlihat sudah tidak sabar lagi menunggu rejeki nomplok datang. Sebagian lain dari mereka pun ragu-ragu, bahkan ada pula yang hanya ingin melihat-lihat saja. Mereka seakan-akan diiringi rasa ketakutan jika ada salah satu dari mereka menceburkan diri hanya untuk mendapatkan satu miliar.

“Betapa besarnya hadiah yang diberikan bagi seorang yang hanya menyerahkan dirinya kepada sekelompok buaya yang sudah bermingu-minggu tak diberi makan, namun siapa yang menyanggupinya, melihatnya saja sudah ngeri.” ucap salah seorang dari mereka.

Namun, disela-sela keheningan, dari sudut kolam terlihat ada salah seorang yang menceburkan dirinya ke dalam kolam tersebut. Tak dapat dipungkiri, semua orang melihat dengan tajam ke arah orang yang menceburkan dirinya kedalam kolam tersebut. Orang itu pun tenggelam sesaat, semua terdiam, menunggu korban yang tercebur muncul ke permukaan. Setelah selang beberapa menit, akhirnya si korban muncul dan langsung menaikan dirinya ke permukaan dengan pakaiannya yang menjadi compang-camping tergigit gigi buaya yang belum sempat melahapnya. Semua tercengang, seolah-olah tak percaya si korban dapat kembali lagi. Semua pun menunggu si korban mengucapkan kalimat yang akan ia ucapkan pertama kalinya setelah keluar dari detik-detik kematian. Tiga puluh detik kemudian pun si korban berkata,

“Woi, siapa yang dorong saya??????.”

Muka seluruh rakyat berubah dari penasaran menjadi senyum seakan ingin tertawa. Sebagian dari mereka tertawa terbahak-bahak melihat kejadian itu. Tak disangka, orang yang sangat pemberani itu ternyata terdorong teman yang ada disampingnya, karena banyaknya pengunjung yang saling dorong di dekat kolam. Semuanya seakan tak percaya melihat kejadian itu. Semua orang pun tak ada yang mau mengaku bahwa dari dorong-mendoronglah salah satu dari mereka bisa tercebur ke dalam kolam tersebut. Dan dari hasil dorong-mendoronglah orang itu bisa mendapatkan uang yang begitu besar itu.
Namun, di sudut singgasana, sang raja sedih, apa yang dia inginkan tak sesuai dengan harapannya.

Nb: Diambil dari hasil seminar yang diisi oleh Ust. Saiful Bahri MA.
Category:

0 comments:

Post a Comment